FTK UIN Bandung Sediakan Surat Keterangan Aktif Kuliah untuk Mahasiswa
Fakultas Teknologi dan Kejuruan (FTK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus melakukan berbagai transformasi dalam sistem pendidikannya, salah satunya melalui implementasi Kurikulum Merdeka. Kebijakan ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. FTK memanfaatkan kebijakan ini sebagai momentum untuk memperkuat relevansi pendidikan tinggi vokasi dan teknologi terhadap kebutuhan industri global serta dinamika abad ke-21.
Kurikulum Merdeka di Perguruan Tinggi: Konsep dan Tujuan
Kurikulum Merdeka di tingkat pendidikan tinggi bertujuan menciptakan ekosistem pembelajaran yang fleksibel, berpusat pada https://ftkuinsgd.ac.id/ mahasiswa, dan mendorong pembentukan profil lulusan yang adaptif terhadap perubahan zaman. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengambil mata kuliah di luar program studi selama maksimal tiga semester, termasuk mengikuti program magang, riset, pertukaran pelajar, proyek kemanusiaan, kewirausahaan, dan kegiatan kampus mengajar.
Tujuan utama dari kurikulum ini adalah meningkatkan daya saing lulusan, memperluas wawasan lintas disiplin, serta menumbuhkan semangat kolaborasi, inovasi, dan kepemimpinan. FTK UNESA menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai bagian integral dari visi fakultas untuk mencetak lulusan berdaya saing global, tanpa meninggalkan akar lokal dan etika profesi.
Strategi Implementasi di FTK UNESA
FTK UNESA mengadopsi Kurikulum Merdeka secara bertahap dengan menyesuaikan struktur kurikulum masing-masing program studi. Setiap prodi diberikan keleluasaan untuk mendesain kurikulum berbasis capaian pembelajaran, dengan fokus pada outcome-based education (OBE). Adapun strategi utama implementasi mencakup beberapa hal berikut:
- Rekonstruksi kurikulum berbasis industri dan kebutuhan global.
Mata kuliah dirombak agar selaras dengan tren teknologi, digitalisasi, dan green economy. Misalnya, pada Program Studi Pendidikan Teknik Elektro ditambahkan mata kuliah “Smart Grid dan Energi Terbarukan”. - Penguatan kolaborasi eksternal.
FTK menjalin kerja sama dengan lebih dari 40 mitra industri dan lembaga riset dalam dan luar negeri, termasuk program magang di perusahaan teknologi, pelatihan industri 4.0, dan proyek pengembangan sistem automasi. - Peningkatan peran dosen sebagai fasilitator.
Dosen tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga mentor dan pembimbing proyek. Pendekatan pembelajaran project-based learning dan problem-based learning semakin diperkuat. - Integrasi kegiatan non-akademik sebagai bagian dari pembelajaran.
Mahasiswa didorong untuk terlibat dalam organisasi, komunitas pengabdian masyarakat, dan kegiatan kampus yang mendukung pengembangan soft skills.
Praktik Baik Mahasiswa FTK dalam Kurikulum Merdeka
Implementasi Kurikulum Merdeka di FTK telah membuka berbagai peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Salah satu contoh nyata adalah program Magang Bersertifikat di Industri Otomasi yang diikuti oleh mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik Elektro di kawasan industri Sidoarjo dan Gresik.
Selain itu, mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Tata Busana berhasil mengikuti program Student Exchange ke Malaysia dan Jepang, di mana mereka tidak hanya mempelajari teknologi tekstil modern, tetapi juga mengenalkan busana tradisional Indonesia dalam forum internasional.
Mahasiswa Teknik Informatika juga banyak terlibat dalam proyek digitalisasi layanan publik di desa-desa sekitar Jawa Timur sebagai bagian dari program pengabdian berbasis teknologi. Mereka membuat aplikasi e-arsip dan sistem informasi desa yang kini digunakan secara aktif oleh perangkat desa.
Program Wirausaha Mahasiswa Merdeka juga menjadi daya tarik. Beberapa mahasiswa berhasil mengembangkan bisnis berbasis teknologi tepat guna, seperti alat pemanen padi otomatis dan aplikasi reservasi bengkel motor online. Mereka mendapatkan dukungan mentoring langsung dari praktisi startup dan pembiayaan dari kampus.
Tantangan dalam Implementasi
Meski memberikan banyak manfaat, implementasi Kurikulum Merdeka di FTK juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur digital dan fleksibilitas sistem akademik. Tidak semua program studi langsung bisa menyesuaikan dengan model pembelajaran lintas prodi atau kegiatan luar kampus.
Beberapa mahasiswa juga menghadapi kendala dalam penyesuaian beban studi dan perencanaan akademik jangka panjang. Oleh karena itu, FTK memperkuat layanan bimbingan akademik dan melakukan sosialisasi intensif melalui forum mahasiswa dan dosen wali.
Koordinasi antar mitra industri dan kampus juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal kesesuaian jadwal, pengakuan kredit akademik, dan evaluasi capaian pembelajaran di luar kampus. Namun dengan komitmen bersama, sebagian besar kendala tersebut dapat diatasi melalui sistem monitoring dan evaluasi yang ketat.
Dukungan Fakultas dan Penguatan Kapasitas Dosen
Untuk menunjang keberhasilan implementasi, FTK secara aktif menyelenggarakan pelatihan kurikulum bagi dosen, termasuk training of trainer dalam penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berbasis OBE dan teknik penilaian alternatif. Dosen juga didorong untuk melakukan kolaborasi penelitian dan pengabdian masyarakat yang mendukung profil lulusan sesuai kebutuhan dunia kerja.
FTK juga memfasilitasi pengembangan platform digital pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa mengakses materi kuliah lintas program studi secara daring. Sistem akademik disesuaikan agar mampu mencatat kegiatan mahasiswa di luar kampus sebagai bagian dari kredit akademik formal.
Dekan FTK, Dr. Budi Santosa, M.T., menegaskan bahwa keberhasilan Kurikulum Merdeka bergantung pada kesiapan semua pihak: mahasiswa, dosen, pengelola program studi, dan mitra eksternal. Dalam pernyataannya, ia menyebutkan:
“FTK berkomitmen menciptakan ekosistem pembelajaran yang terbuka, adaptif, dan kolaboratif. Kami ingin mahasiswa tidak hanya pintar secara teori, tetapi juga memiliki pengalaman nyata yang relevan dengan dunia kerja dan masyarakat global.”
Dampak Jangka Panjang dan Harapan ke Depan
Dengan Kurikulum Merdeka, FTK menargetkan terciptanya lulusan yang memiliki kombinasi hard skills dan soft skills yang seimbang. Mahasiswa didorong untuk menjadi problem solver, inovator, dan pembelajar sepanjang hayat. Ini sangat penting dalam menghadapi dunia kerja yang berubah cepat akibat perkembangan teknologi, tantangan iklim, serta disrupsi ekonomi global.
Dalam jangka panjang, implementasi Kurikulum Merdeka juga diharapkan mempercepat integrasi antara pendidikan tinggi vokasi dan kebutuhan industri nasional. Mahasiswa tidak lagi hanya menjadi pencari kerja, tetapi pencipta lapangan kerja dan penggerak perubahan sosial melalui kompetensinya.
FTK juga menargetkan untuk memperluas kerja sama internasional guna memberikan lebih banyak kesempatan mahasiswa mengikuti program pertukaran, riset kolaboratif, dan pelatihan profesional di luar negeri. Langkah ini menjadi bagian dari upaya internasionalisasi kampus yang sejalan dengan visi UNESA sebagai universitas unggul di tingkat Asia Tenggara.
Penutup
Implementasi Kurikulum Merdeka di Fakultas Teknologi dan Kejuruan UNESA adalah langkah strategis untuk menciptakan lulusan yang tangguh, relevan, dan siap bersaing di kancah global. Melalui fleksibilitas kurikulum, kolaborasi industri, serta integrasi kegiatan luar kampus, mahasiswa FTK mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kaya, mendalam, dan bermakna.
Meskipun perjalanan ini penuh tantangan, semangat inovasi dan kolaborasi yang ditanamkan melalui Kurikulum Merdeka akan menjadi fondasi kuat dalam membentuk generasi profesional yang tidak hanya ahli di bidangnya, tetapi juga peka terhadap isu-isu global, sosial, dan kemanusiaan.
Jika Kurikulum Merdeka dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan berkelanjutan, maka tidak hanya mahasiswa yang akan tumbuh, tetapi juga masa depan pendidikan tinggi Indonesia yang lebih inklusif, relevan, dan berdaya saing global.